Live must go on. Kehidupan terus berlanjut. Pilihan hidup semakin kompleks. Kuliahku sudah hampir selesai dan tengah menyelesaikan proposal dan sungguh masa yang membosankan karena tanpa kegiatan. Sebuah tawaran kerja, mengajar disalah satu sma swasta aku terima.
Hari pertama detak jantungku seperti genderang yg saling berkejaran tanpa arah. Ini adalah pengalaman pertama mengajar di sma. Sungguh pengalaman yg belum pernah terbayangkan olehku.
Hari itu aku langsung diminta mengajar. Pengalaman pertama yg cukup membuat terpesona atas apa yg ditemui. Kesulitan itu terdeteksi sejak dini. Aku kembali mendapatkan low level,great. Kemudian ditengah pemberian materi aku menemukan sepucuk surat kaleng dari pengagum rahasia tanpa nama yg dibubuhi tanda tangan terselip dibukuku.
Aku membuka buku absensi lalu melihat siapa saja nama mereka yang berinisial W dan memendarkan pandangan ke seisi kelas itu. Aku mulai mendeteksi siapa pelakunya dan entah bagaimana caranya aku menemukan siapa dia. Aku tidak berkata apa pun dan hanya tersenyum. Aku tidak berniat mempermalukannya di dpn kelas. Aku melanjutkan kembali tugasku.
Usai pelajaran aku keluar dari kelas itu tanpa menyinggung sedikitpun tentang surat itu. Saat menuju ke kelas berikutnya, anak yang mengirim surat itu mensejajari langkahku dan meminta maaf. Do you know what? Anak ini adalah anak yg aku pastikan
sebelumnya dan ternyata benar. Ia berjanji padaku tidak lagi melakukannya.
Hari-hari selanjutnya adalah perjuangan. Mencoba untuk bertahan. Kesulitan yg hadapi adalah anak-anak ini kumpulan anak-anak yg tidak diterima disekolah negeri dgn kemampuan akademik yg tak usah dijelaskan. Atitude yang harus diajarkan kembali. Aku belajar mengerti dan memahaminya lalu mencoba memberi perubahan.
Suatu hari yang membuat semua kesiapanku menghadapi itu semua berhamburan,berlarian dan berkejaran hendak pergi.
Hari itu adalah hari Valentine. Hari yang seharusnya awal yang indah ataupun sebuah kelanjutan yang manis tp tidak untukku saat itu. Hari itu adalah awal dari mimpi burukku. Si W penulis surat kaleng itu menyatakan cinta padaku dihari valentine di ruang guru. Ya di ruang guru. Aku tak tau harus berkata apa. Anak-anak dari kelasnya berdesakan mengintip dari jendela. Ia segera berlalu dengan berkata: “Ibu pikirkan dulu jawabannya”. Ia berlalu dari ruangan dengan tersenyum dengan sorakan dari temannya. Duniaku? Aku malu. Baru 2 minggu mengajar sudah membuat gempar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar